Halo pembaca sekalian, gimana kabarnya? Pasti baik semua kan? Lingkungan perkotaan seperti Jakarta memungkinkan kita semua untuk melihat berbagai jenis mobil yang merayap ditengah kemacetan. Memiliki sebuah mobil masih menjadi acuan loh! Acuan apa? Acuan orang itu sukses apa engga...Ya meskipun memang kita gak boleh memandang orang cuma dari apa yang mereka miliki.
Bicara soal mobil, tidak semua orang mampu membeli dengan harga yang relatif tinggi. Sekalipun dengan metode cicilan, orang tetap akan berpikir dua kali untuk menjalaninya. Maka, mobil bekas pun masih menjadi primadona orang kelas menengah atas. Nah bagaimanakah nasib mereka yang rejeki nya pas-pasan tapi kekeuh pengen punya kendaraan roda empat sendiri?
Beberapa solusi pun ditemukan akhir2 ini, salah satunya adalah mobil bekas taksi. Iyaps mobil bekas taksi! Tidak banyak orang yang tahu tentang apa yang terjadi pada armada taksi yang telah purna tugas. Banyak pula yang berpendapat bahwa mobil bekas taksi adalah mobil rongsokan atau bahkan mobil lelah karena menempuh jarak harian 10 kali lipat dari mobil pribadi atau mobil rental.
Akhir 2016 lalu, pada saat gw masih magang (FYI, gw magang selama 2 bulan di media sebagai wartawan heheheheeh), secara kebetulan gw dapat perintah dari atasan untuk meliput tentang mobkas taksi yang artinya gw mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung bagaimana mobil bekas taksi di sebuah pool taksi ternama yakni "Blue Bird" di kawasan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Sesuai perintah dari ibu redaksi kantor berita tempat gw magang, tanpa tedeng aling-aling, gw pun mengarahkan motor butut gw ke tempat yang dimaksud.
(Surat Perintah Dari Atasan untuk Meliput Mobkas Taksi)
Ditengah panas terik Jakarta, gw menembus kemacetan dan tiba di pangkalan Blue Bird Pegangsaan dalam kondisi mandi keringat. Langsung terlihat pemandangan yang lumrah di pangkalan tersebut yakni ratusan unit taksi Toyota Limo Blue Bird berjejer seakan menyambut kedatangan gw.
Tidak jauh dari tempat gw parkir motor, terpasang spanduk besar berisikan promosi penjualan mobil bekas armada taksi. Sayangnya, gw gagal mempotret spanduk besar berukuran kurang lebih 10 x 5 meter tersebut. Masuk sedikit kedalam, gw langsung disambut dengan ramah oleh seorang supir Bluebird. Marketing yang bertugas di cabang tersebut sedang tidak ada ditempat, namun si supir yang namanya tidak ingin disebutkan ternyata siap melayani berbagai pertanyaan dari gw seputar mobil bekas taksi berhubung beliau memang terbilang sering menjadi "calo tanpa bayaran" perihal menjual mobil bekas armada tempatnya bernaung selama lebih dari 10 tahun.
Gw pun dibawa ke sebuah tempat parkir kecil, dan disana gw bisa melihat beberapa unit mobil bekas taksi yang terlihat sangat bagus dan mengkilap. Oh iya, Jenis mobil yang dijual adalah Toyota Limo (versi downgrade dari Vios) rakitan tahun 2007-2012. Masih termasuk muda untuk ukuran mobil. Selain Toyota Limo, pihak armada juga menjual mobil merk ternama lainnya yakni Mercedes Benz E200 bekas unit Silver Bird.
Si supir pun mempersilahkan gw untuk menjajal mobil tersebut, padahal dia sendiri tahu bahwa gw cuma ingin meliput berita bukan untuk beli mobil.
(Interior Toyota Limo)
Setelah memotret interior mobil, Gw pun memperhatikan sekeliling mobil. Memang sepintas tidak berbeda dari Toyota Vios generasi kedua soal tampak luar. Namun beberapa perbedaan akan sangat terlihat ketika kita masuk kedalam mobil. First Impression, gw mencium bau rokok yang mengendap dan samar-samar. Maklum, ini mobil keseringan dijalan raya nan sumpek and kotor. Head Unit seperti pemutar audio atau Radio tape juga tidak disertakan, begitupun pula dengan absennya power window (masih menggunakan tuas manual yang diputar untuk membukanya). Fog lamp atau lampu kabut juga tidak terlihat dibagian bumper depan mobil.
Mesin pun gw coba hidupkan, dan brummm! Ternyata masih tokcer cuy! Si supir pun seketika menghentikan celotehan promosinya dengan alasan agar gw bisa memperhatikan suara mobil untuk memastikan adakah bunyi2 asing dari mesin. Gas perlahan, masih relatif halus hingga setengah pol, mesin masih terdengar nyaman ditelinga. Tutup jendela hingga menghidupkan Air Conditioner atau AC. Suara kipas AC cukup terdengar jelas namun masih cukup dingin untuk ukuran mobil bekas.
(Limo Silver/sebelah kanan yang gw coba)
(Mercedes Benz E200 Kompressor ex-Silver Bird)
Si supir pun mempersilahkan gw untuk menjalankan mobil menuju area uji coba atau lapangan kantor pool tersebut. Masuk gigi satu, tenaga mobil ini terbilang agak tersendat diawal, harus sedikit dibantu gas. Masuk gigi 2 tenaga sudah mulai terasa powernya begitupun dengan gigi 3 (jadi mirip kursus setir mobil heheheh). Untuk pengereman, menurut gw yang awam soal otomotif, rem Toyota Limo juga dalam keadaan baik. Jarak pengereman masih masuk tahap toleransi. Kendali atau stiran masih mendapatkan acungan jempol meskipun memang tangan gw jadi ketempelan bau apek bekas tangan supir taksi nya hehehehehe
Bagaimana dengan kopling? Masih empuk banget brooo...posisi kopling pun nyaman untuk kaki gw yang kecil ini. Gw juga tidak melepaskan sepatu seperti biasa saat gw mengendarai mobil. Bukan nya promosi, tapi memang mobil bekas taksi tidak selamanya buruk. Overall, kondisi masih bisa dibilang 70-80%. Armada taksi memang harus memperhatikan kelayakan mobilnya agar tetap prima melayani konsumen sekalipun mobil sudah menempuh jarak kurang lebih 200.000 kilometer.
Setelah memarkirkan mobil kembali ke asalnya, gw masih lanjut berbincang dengan si supir. Gw di ajak masuk kedalam ruang perawatan mobil yang buat gw cukup mengesankan. Bagian mobil di cek satu per satu oleh para mekanik handal. Menurut si supir, unit taksi yang memang harus melakukan pergantian suku cadang, akan dipasangkan sparepart asli dari pihak Toyota maupun Mercedes.
(Unit taksi pra restorasi kembali menjadi Vios dimulai dengan pelepasan Mahkota armada)
Untuk masalah harga, Blue Bird memang memasang tarif yang cukup menggiurkan yakni mulai dari harga 60 hingga 70 juta rupiah tergantung dari kondisi fisik mobil dan tahun perakitannya. Harga tersebut ternyata belum termasuk biaya balik nama dari perusahaan menjadi pribadi dan juga ongkos pengecatan ulang menjadi warna sesuai selera anda. Namun pembelian bisa dilakukan dengan dua cara yakni cash dan cicilan maksimal 3 tahun.Harga bisa menjadi lebih mahal bila konsumen meminta untuk melakukan modifikasi lanjutan seperti:
-Pemasangan power window
-Fog Lamp
-Velg dari kaleng standar menjadi karbon
-Exhaust atau Knalpot
-Sayap Belakang atau Spoiler
-Head Unit (Radio Tape, MP3/4 Player
Untuk masalah warna, Blur Bird menyediakan setidaknya 3 tipe untuk kelas taksi reguler yakni merah, hitam dan silver. Sedangkan untuk unit ex- Silver Bird, Mercy tidak mengalami perubahan warna dari hitam (matte black).
Mereka yang menjadi pembeli tidak lain adalah konsumen setia Blue Bird sendiri (meskipun memang tidak sedikit pula mereka yang beralih ke taksi online).
Tips Membeli Mobil Bekas Taksi
Sebelum beranjak dari tempat tersebut, si supir baik hati ini membagikan sedikit tips untuk para konsumen yang akan membeli mobil bekas taksi:
1.Memeriksa Kelengkapan Surat dan Kecocokannya
Namanya juga membeli mobil bekas, anda harus teliti untuk mengecek surat kelengkapan dan jangan lupa cocokan dengan mobilnya. Jangan sampai ada kesalahan seperti INI. Teliti juga terhadap keabsahan surat dan pajak kendaraan nya serta pastikan plat sudah berubah dari kuning (umum) menjadi hitam (pribadi).
2.Cek Mesin
Mobil dengan jarak tempuh lebih dari 200.000 kilometer perlu mendapatkan perhatian lebih. Meskipun memang kendaraan terlihat masih oke, tidak ada salahnya untuk tetap melakukan pengecekan. Bila perlu bawalah teman atau kerabat yang handal soal mesin.
3.Mengamati Body, Equipment dan Interior Unit
Mulailah dengan observasi kecil seputar kondisi cat mobil. Apakah ada cat yang tidak rapi atau bahkan bekas goresan? Soal interior, coba periksa tingkat dinginnya unit pendingin udara atau AC. Pastikan pula tidak ada aroma2 semerbak di dalam mobil (apalagi kalo wangi bunga kamboja...hiii ada kunti....gk jadi deh). Tidak lupa, periksa lampu utama, lampu rem serta sein kiri dan kanan.
4.Lakukan Test-Drive
Tidak seperti yang gw lakukan diatas dengan hanya sekadar mencoba mobil, konsumen berhak untuk melakukan uji coba dengan rute yang lebih panjang. Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa kita selayaknya mencoba di jalan bebas hambatan dalam kondisi lengang supaya dapat mngetahui apabila ada bagian mobil yang berbunyi atau goyang saat kendaraan dipacu dalam kecepatan tinggi.
Okey guys itu dia tadi sedikit pengalaman gw saat meliput berita di lapangan tentang mobil bekas taksi. Bagi anda yang berminat, tetap teliti sebelum membeli ya. Yang pasti tidak selamanya mobil bekas taksi itu buruk.
So Thank You and Keep Living in the Moment With Me Jeff Hardy!
Sumber:
Pengalaman pribadi
https://www.youtube.com/watch?v=GAaD3jjaGJwIOTOMOTIF.com