1.Fragment of Memory
*Kisah ini terjadi antara part 2 dan part 3...
Sebuah sore yang indah sekali....matahari mulai bersembunyi dibalik gedung-gedung tinggi.Aku dan kak Dina berjalan berdua di taman tengah kota dekat tempat tinggal kami.Sekedar mencari angin segar selepas penat sepulang sekolah.Masih sangat teringat sebuah kejadian yang tak terlupakan saat Sherwin dan aku resmi berpacaran saat ulang tahunku yang ketujuh belas beberapa hari yang lalu.Kami pun duduk tenang disebuah bangku taman...
Menimkmati sore hari seperti ini rasanya sungguh menyenangkan sekali.Melihat anak-anak kecil bermain kesana kemari memiliki kesenangannya tersendiri.
(duduk dibangku taman menikmati sore hari..ups lupa ganti baju dari sekolah)
Begitupun dengan kak Dina.Ia terlihat bahagia beberapa hari belakangan ini.Selain karena prestasi yang memuaskan,Ia juga anak perempuan yang cantik dan anggun serta memiliki banyak teman disekolah.
Rasanya kebahagiaanku dan kakak sungguh tak terkira saat ini.Tapi mengapa masih ada yang mengganjal?
Kami pun melihat seorang anak perempuan yang berlari melewati kami.Ia setengah berteriak
"Papa,makasih udah jemput"
Ternyata anak perempuan itu dijemput oleh ayah nya dari taman untuk pulang.Ia terlihat sangat bahagia.Aku pun teringat pada ayah kami...ayah kandung kami.Perlu diketahui,ayah yang tinggal bersama kami adalah ayah angkat.Ia yang menikahi mama beberapa tahun yang lalu demi untuk meneruskan hidup kami.Meskipun ayah angkat kami baik,tetap saja ayah kandung kami membuat rindu setiap saat kami mengingatnya,Aku pun bertanya pada kak Dina..
"Kak,papa sekarang lagi ngapain ya?udah lama gak ketemu dia" tanyaku
Kak Dina tidak menjawab...Ia tetap melihat anak perempuan tadi sambil mengepalkan tangannya diperut.Ia seperti menahan sesuatu.Benar saja...saat itu juga air mata langsung berlinang di pipi kanannya.
Aku mendekatinya dan bertanya mengapa...
"Loh kenapa?kok nangis?" tanyaku bingung
"Papa...aku jadi ingat papa..." jawabnya sambil terisak
(aku kangen papa)
Mendengar itupun aku jadi perlahan ikut terisak.Ia memelukku dengan erat...tak peduli dengan orang-orang yang berada disekitar kami...
Masih teringat saat terakhir papa dan mama bersama...disitulah kami merasa kebahagiaan kami utuh.Usiaku masih 7 tahun saat itu.Papaku bernama Billy Hermanto.Ia pria yang sabar dan penyayang.Namun karena sebuah pertengkaran dengan mama,Papa memilih pergi dan bercerai dengan mama.
Tinggalah kami bertiga hidup ditengah penderitaan hingga mama menikah lagi dengan pria lain demi menghidupi kami.Aku mengerti keputusan yang diambil orang tua ku itu.Namun...pedih nya hati ini bila mengingat papa.
Sebenarnya kami masih sesekali bertemu dengannya.Setidaknya hingga beberapa tahun yang lalu saat kak Dina lulus SMP.Namun sejak itu Ia tak pernah terdengar lagi...
2.Conquest to Finding a Beloved Father
(Foto Papa dan kak Dina)
Aku pun mengajak kak Dina pulang setelah hari dirasa cukup sore.Daripada kena omelan mama yang mencari kami,lebih baik kami cepat bergegas dari taman.Sepanjang perjalanan pandangan kak Dina kosong memandang jalanan yang kami lalui itu.Bahkan ia sempat beberapa kali tersandung karena tidak melihat jalan dengan benar.
Sampai dirumah,aku langsung berbenah diri dengan mandi.Selesai mandi,Aku melihat kak Dina masih dengan pakaian sekolah duduk termenung di ruang tamu sambil memandangi handphone nya.Aku mendekati dan duduk disebelahnya.Kulihat,sebuah foto kenangan dengan papa terpapang di handphone kakak.
"kak...udah jangan dipikirin terus,papa pasti baik-baik aja kok" hibur diriku
"gue kangen ama papa...udah berapa tahun kita gak ketemu kan?" isaknya smbil memelukku
"iya cup cup cup...duh kakak aku ini kalo lagi nangis cantik deh,apalagi kalau gak nangis,pasti lebih cantik" candaku untuk menghiburnya
Akhirnya aku dan kakak memutuskan untuk mencari papa.Namun hal ini jangan sampai diketahui oleh mama.Sebab,mama tidak suka jika kami berhubungan dengan papa kandung kami itu.Kumulai dari langkah pertama yakni menelepon papa.Setelah kutelepon ke nomor yng terakhir papa berikan,tak ada jawaban dari dirinya
"Nomor yang anda hubungi sudah tidak aktif" begitulah suara operator yang membuat kami jengkel.
(Kak Dina Lesu setelah hasil pencarian yang nihil ke kantor papa)
Esoknya,sepulang sekolah,kami pun langsung meluncur ke kantor papa.Memang yang kami tahu,Ia sudah bekerja disini selama bertahun tahun.Kami masuk dan bertanya kepada bagian resepsionis...
"Selamat siang bu,saya ingin bertemu dengan bapak Billy..apakah ada ditempat?" tanya Kak Dina
"Sebentar saya cek daftar kehadirannya..." jawab resepsionis dengan ramah
Beberapa saat kemudian...
"Maaf,sepertinya orang yang anda cari sudah tidak bekerja dikantor ini lagi" terang si resepsionis
Aku pun tertunduk sedih begitupun kak Dina.Kami langsung meninggalkan kantor itu.Diperjalanan pulang kak Dina dan aku terus berpikir kemana harus mencari papa.Masih banyak tempat untuk mencarinya bukan?
3.Where are you Daddy?
Malam harinya,Sherwin datang membawakan seikat bunga mawar yang sangat cantik,Namun beberapa saat kemudian,Sherwin terlihat lelah dan langsung tertidur.Kulihat ia memang benar-benar baru saja menjalani hari yang sangat panjang.Aku bersyukur sekali masih ada orang yang peduli denganku meskipun tidak ada papa kandungku sendiri.
Sherwin terlelap dan tanpa sadar menjatuhkan kunci mobil yang ia genggam sejak tadi.Terbesit secara instan dalam kepalaku...aku harus mencari papa sekali lagi.
Aku mengambil kunci mobil Sherwin yang jatuh itu dan langsung berkata dengan suara kecil...
"Maaf Win,aku harus berjuang sendiri demi menemukan seorang yang juga berarti dalam hidup aku" kataku sambil mencium pipinya
(pinjam mobil Sherwin)
Aku menstarter mobil dan langsung tancap gas ke tempat yang biasa dikunjungi oleh papa.Mulai dari warung nasi langganan papa....bengkel milik temannya....toko kacamata kenalan.....sampai kerumah beberapa rekan kerja papa yang akrab.Semuanya sia-sia....
Aku berjalan menembus lalu lintas padat dimalam hari...maklum jam pulang kantor yang terkenal ramai....sesekali melihat sekelilingku...aku benar-benar tak konsentrasi menyetir...kunyalakan musik lembut untuk menenangkan diri sejenak.
*krunyuk-krunyuk
Aduh..perutku tiba-tiba terasa sedikit sakit...langsung teringat diriku yang lupa makan malam...Tiba-tiba indikator bahan bakar juga berkedip...Astaga,mobil juga kelaparan...dasar Sherwin dia pasti lupa mengisi bahan bakar.
Kuputuskan untuk mencari pom bensin terdekat untuk terlebih dahulu mengisi bahan bakar.Setelah mengantri cukup panjang,aku mengisi bahan bakar mobil Sherwin secara penuh...hitung-hitung terima kasih sudah meminjamkan meskipun aku tidak izin.
"Wuih isi penuh nih mbak?" tiba-tiba seorang menepuk pundakku
Aku pun menoleh kebelakang dan....sebuah wajah buruk rupa yang khas....hahahaha siapa lagi kalau bukan Jeff!
(Jeff)
"tumben sendirian?" tanya Jeff
"iya nih Jeff....aku lagi ada masalah" jawabku
*krunyuk-krunyuk....bunyi perutku terdengar sangat jelas
"buahahahaha laper kamu?" ujar Jeff sambil tertawa geli
"hmmm...iya nih,,,hehehe,,,,aku....lupa makan..." jawabku sambil tersipu malu
"ouhh yasudah kita makan yuk disana sambil ngobrol-ngobrol,aku yang bayar" kata Jeff
(Mari Makan!)
Aku memakirkan mobilku dan masuk kesebuah restoran bernama "Ayam Kota" yang masih satu area dengan pom bensin itu.Saat makan,aku termenung didepan Jeff yang makan dengan lahap seperti orang tidak makan berhari-hari.
"Eh makan dong,keburu dingin itu" tegur Jeff
"iya...nanti aku makan" jawabku
"Kamu lagi ada masalah ya?" Jeff bertanya sambil mengunyah makanan
"hmm...iya..." sahutku sambil menitik air mata
Aku menceritakan apa yang sedang aku dan kak Dina alami.Kami sedng berusaha mencari ayah kami yang sangat kami rindukan.
"wahh buset...jadi gitu ceritanya...duh sabar ya aku turut sedih" ujar Jeff sambil memberikan tisu untuk menghapus air mataku
"Iya makanya ini aku mau cari papa..." kataku lirih
"Yasudah aku ngerti,tapi nih makan dulu ya biar gak sakit..harus habis" kata Jeff sambil menyodorkan makanan ke mulutku
Selesai makan,aku langsung pamit pulang kepada Jeff...Ia berjanji akan mencoba membantuku bila memang diperlukan.
4.Light of Hope...
"Kamu kenapa sih Sheil?" tanya Sherwin
"Bukan apa-apa kok,udah aku mau masuk dulu.....nih kunci kamu....maaf ya aku pinjem mobil tanpa izin" jawabku sambil berlalu kekamarku
Sampai dikamar aku masuk ke dalam kamar mandi....Aku agak terkejut ternyata wajahku pucat seperti orang yang sedang sakit...kuambil air dari kran dan membasuh wajahku.Aku membuka lemari pakaian dan meraih sesuatu dari bagian bawah tumpukan pakaianku untuk mengambil sebuah foto....foto papa dengan aku saat aku masih bayi...Kurebahkan diri dikasur dan melihat foto itu.
(Papa...)
Kupanjatkan doa kepada Tuhan malam itu.Aku memohon agar papa selalu dilindungi dimana pun Ia berada sekarang.Sungguh tubuhku terasa letih malam itu.Aku langsung tidur sambil memegangi foto itu...
"Papa...aku sungguh rindu padamu
Papa sedang apa?
Papa dimana sekarang?
Mengapa kita jadi seperti ini?
Dulu papa rajin mengunjungi kami..
Sekarang?
Tanpa terasa...waktu berlalu begitu cepat....
Esok hari aku harap matahari mengantar papa kembali...
jikalau tidak...bulan siap dimalam hari...."
Aku bangun pukul 7 pagi.Dihari minggu yang cerah,kak Dina terlihat sedang menyapu didepan rumah sedangkan aroma masakan mama menyengat dari ambang pintu.Tiba-tiba telepon rumah berbunyi.Dengan sigap aku berlari untuk mengangkatnya...namun kuliat mama sudah lebih dulu mengangkat.
Aku mendengar pembicaraan itu saat keluar kamar...
"Sheila?oh ada...ini baru bangun orangnya..."kata mama ke si penelepon itu
Aku bergegas mendekati mama dan Ia langsung menyerahkan gagang telepon ke telingaku.Dan penelepon itu langsung berbicara kepadaku
(Halo Sheil,Gue ada berita nih)
"Halo Sheila ya?" tanya si penelepon
"Iya siapa ya?" tanyaku
"Ini gue Randy..masih ingat gue gk?" sapa si penelepon
Setelah kuingat-ingat............
"Ouhhh Randy!!!ya ampun apa kabar lu?" aku penuh kejut
"Baik....by the way,gw ada berita nih...kemarin ada yang datang kerumah gue bapak-bapak,namanya Billy" kata-kata yang membuatku terkejut amat sangat
Kupanggil kakakku yang sedang menyiram kebun depan...dan Randy melanjutkan pembicaraan itu..
"Iya dia nyari anaknya namanya Marcela Valen biasa dipanggil Sheila...soalnya dulu pas kecil di pernah anterin lu kerumah gw jadi dia masih inget...gue gak tahu lu dimana sekarang jadi gw telepon lu deh...oh iya dia ninggalin nomor telepon nya nih...catet ya 94748080 sama alamatnya di Jalan Amor Dolo no 6"
"Duh Ren,thanks banyak ya atas infonya gue juga lagi bingung ini" ucapku
"Sama-sama emang itu bener bokap lu? tanya Rendy
"Iya...ntar deh gw ceritain,gw mau siap-siap nih" kataku sambil menutup telepon
Aku langsung memeluk kak Dina...Ia pun menyampaikan bahwa titik terang keberadaan papa telah didapatkan.Ia mendatangi rumah salah satu temanku dan meninggalkan nomor serta alamatnya.
Kak Dina juga terlihat senang dan cukup lega.Langsung saja aku telepon nomor yang diberikan oleh Randy tadi.....dan.....tak lama...terdengar suara pria yang selama ini kami cari....
(Papa!!!)
"Halo?"
.......PAPA!!!!!!!!
Teriakan kami cukup keras...rasanya rindu sekali dengan papa....Kak Dina sampai menangis haru begitupun dengan aku.Kami berjalan kedepan rumah khawatir mama mendengar pembicaraan kami dengan papa.
"papa kemana aja sih selama ini??" tanya kak Dina sambil menangis
"maaf ya anak-anak,papa tugas ke luar negeri sejak 3 tahun lalu itu...disana akses komunikasi sangat sulit....baru sekitar 3 bulan papa disini lagi...ini juga handphone baru abis kena jambret jadi baru beli baru lagi...papa minta maaf ya" Papa membalas
"iya pa...Kami boleh kan kesana pa?" tanyaku
"boleh kok,tapi jangan sekarang ya...nanti sore aja" pinta papa
"Loh kan kami kangen sama papa" jawabku
"pagi ini sedang ramai dirumah papa,lagi banyak tamu,sudah ya nanti sore papa tunggu kalian" ujar papa
Papa menutup telepon itu dan kami pun merasa amat senang.Aku dan kak Dina tidak menyangka akhirnya bisa mendengar suara papa lagi.Tanpa menggubris permintaan papa untuk datang sore hari,kami sepakat untuk datang lebih awal...maklum rasa rindu sudah tak terbendung lagi.
5.Excruciating Pain of Truth
Kami berjalan mencari alamat rumah papa yang diberikan oleh Randy.Ternyata cukup sulit menemukan alamat rumah tersebut.Taksi yang kami tumpangi sampai kualahan mencari.Tanya kesana kemari juga jarang orang tahu.Sampai akhirnya,kami berhasil menemukan alamat itu
"yeayyy akhirnya ketemu papa lagi" teriak kak Dina kegirangan
"huss brisik lu,bayar tuh taksi" candaku yang sudah membayarnya
Kami berdiri didepan sebuah rumah mewah dikawasan itu.Meskipun terpencil,rumah itu sangat besar.Rasanya sulit dipercaya papa tinggal dirumah ini.Awalnya kami pun ragu dengan alamat yang diberikan Randy...namun apa salahnya mencoba bertanya dulu..
*tingtong
kutekan tombol bel yang ada didepan pagar rumah itu....tak lama kemudian,ada seorang wanita yang membukakan pintu untuk kami.
"Cari siapa nak?" tanya wanita itu
"kami mau ketemu pak Billy...bener ini rumahnya bu?" tanya kak Dina
"ouhh benar,kamu siapa ya?" tanya wanita itu bingung
"kami berdua anaknya bu,bisa kami ketemu?" timpalku
"ouhh bukannya kalian mau datang sore nanti?pak Billy sedang keluar...nanti juga pulang,masuk saja dulu" wanita itu mempersilahkan masuk
Kami pun masuk kedalam rumah megah itu.Sampai didalam kami menunggu diruang tamu...aku menikmati pemadangan megah yang ada disekitar.Rumah ini benar-benar bagus sekali.Sampai akhirnya suasana kembali mendingin setelah kakakku melihat sebuah foto besar yang terpajang didinding rumah...
(Papa dan....wanita itu?)
Kami kaget ternganga setelah melihat foto itu...Papa bersanding dipelaminan dengan wanita yang membukakan pintu untuk kami tadi.Apa jangan-jangan?Ahh tidak mungkin...papaku tidak mungkin menikah lagi.
Wanita itu pun kembali dari belakang membawa dua gelas minuman dan makanan kecil untuk kami.Ia terlihat bingung melihat kami berdua yang salah tingkah saat itu.
"Kenapa?kalian kenapa bingung lihat foto itu?" tanya wanita itu
"hmmm...bu...sebetulnya ibu ini siapa nya papa kami?" tanya kak Dina
"memang nya papa kamu gak cerita?nama saya Emil.....saya istrinya....memang dia pernah bilang kalau sudah punya anak dari pernikahan sebelumnya" pengakuan si ibu yang bernama Emil itu...
"APA?!" Aku kaget setengah mati mendengar pengakuan ibu Emil
Mengapa???Mengapa???Mengapa???Mengapa???Mengapa???Mengapa???Mengapa???Mengapa???
Aku terus bertanya tanya dalam hati....suasana pun diam tanpa sedikitpun suara diruang tamu rumah megah itu.Baik aku,kak Dina dan ibu yang bernama Emil itu...tak sedikit pun ada rasa untuk bicara...
Pintu pagar depan terdengar terbuka....seorang masuk kehalaman rumah.Ibu Emil menghampiri orang yang masuk itu.Dan bisa kutebak siapa yang datang...Siapa lagi kalau bukan Billy Hermanto....papaku yang telah kucari selama ini....
Papa masuk kedalam rumah dengan terkaget kaget...melihat dua anaknya yang telah mencari nya dengan rindu yang mendalam...Kami lihat banyak orang yang ikut masuk kedalam rumah...
"Loh?Kalian sudah datang?bukan sore?" tanya papa dengan sontak terkejut
"Aku juga bingung,kamu tadi bilang mereka datang sore...pagi ini kan kita ada pertemuan sama keluarga aku pa" ujar ibu Emil
Semua disitu bingung melihat kami...ternyata mereka adalah kerabat ibu Emil.Kami memandang penuh emosi dan kesedihan.Kak Dina mulai bicara...
"Sheil...jadi selama ini...kita mencari orang yang udah meninggalkan kita bertahun tahun dan bahkan sekarang udah punya istri lagi?" tanya kak Dina kepadaku
"Dina,tolong dengerin papa dulu dong...papa punya alasan yang kuat" ujar papa menenangkan kak Dina
"Gak sudi aku...lepasin!" kak Dina keluar dari rumah itu dengan berlari
Papa menoleh ke arahku dan mengatakan hal yang sama....Seperti hal nya kak Dina,aku juga kecewa berat setelah mengetahui kebenarannya...
"Sheila,papa menikah lagi karena papa merasa sendiri...tidak ada yang merawat...tapi papa masih sayang kalian sebagai anak papa" pungkas papa
"Gak!!Kalo emamg papa sayang sama kita,papa pasti cari kita...kami udah lelah mencari papa kesana kemari!Tapi apa yang kami dapat?ternyata papa bersenang senang dengan istri baru!Kalau memang papa lebih sayang sama ibu Emil,tinggalkan kami pa! PAPA JAHAT!" Amarahku tak teredam
(Sheila mendorong papa nya karena kesal)
"Sayang,itu gak bener,papa mencintai kalian sama seperti papa mencintai ibu Emil" terang papa sambil menggenggam tanganku
"papa sayang sama kami?Lalu kalau gitu kenapa dulu papa meninggalkan mama?kami terpelanting kesana kemari tanpa papa...apa papa mikirin itu?gak kan?papa emang egois!" teriakku sambil mencoba pergi
"Papa gak bisa terus-terusan sama mama kamu,lebih baik papa tinggalin dan papa hidup sama kalian aja" Tegas papa
"Dasar papa egios,,papa jahat!" aku langsung bergegas keluar
"Sheila..tunggu kamu mau kemana?" papa menahan tanganku agar tidak pergi
"LEPASIN AKU!!!!"
Aku mendorong papa dengan keras hingga tanggannya melepaskan tanganku....aku menangis sambil berlari keluar...meninggalkan papa,ibu Emil dan keluarganya yang baru saja datang.
Hati ini terasa teriris iris setelah keluar dari rumah itu....kulihat kak Dina yang menangis didepan gerbang rumah.Ia tertunduk dengan air mata yang deras mengalir dipipinya.Aku memeluknya mencob untuk menenangkan diri kakakku...hujan pun turun membasahi bumi....dan membasahi kami saat kami berjalan pulang.
6.Forgive or Forget?
(Matt mengantarkan Surat untukku)
Pagi hari esoknya....aku memandang cermin dikamarku...mataku bengkak karena menangis semalaman.Tak jauh beda dengan kak Dina...Ia juga mengalami hal yang sama.Mama juga sempat memarahi kami semalam setelah tahu apa yang kami lakukan.
Dengan nada marah,mama menghubingi papa dan meminta dengan keras untuk tidak menghubungi kami lagi...
Berat rasanya menerima kenyataan seperti ini...Hari itu Mama keluar karena ada urusan penting dengan teman-temannya.Tiba-tiba dari depan terdengar suara seseorang memanggil kami..
"Sheilaaaa....Dinaaa!!!"
Kami membukakan pintu,dan mendapati Matt (saudara Jeff).Ia memberikan sepucuk amplop putih dengan tulisan alamat yang bukan rumah ini...Tapi tertulis namaku dan kak Dina
"nih ada surat untuk kalian...nyasar kerumah gue....tadi Jeff yang suruh gw antar...udah ya gue masih ngantuk nih" kata Matt sambil berlalu dengan motornya
"Oke Matt thanks ya" kataku membalas
(membaca surat dari papa)
Kami langsung membuka isi amplop itu dn isinya surat....dari papa....inilah isinya...
"Sheila dan Dina....
Papa minta maaf...
Karena selama ini tidk cerita bahwa papa telah menikah lagi
Yang terpikir oleh papa adalah...papa tidak ingin sendiri
sama seperti kalian...
Tapi papa menerim apa yang kalian katakan kepada papa...
papa memang jahat dan egois...
Jadi lupakan papa ya nak...moga kalian sehat selalu"
Aku pun membalas surat itu dengan SMS ke nomor papa...
Disini aku yg merindukan ayahku.. tak ku sangka ayahku yg slama ini aku cintai.. walaupun ia amat mengecewakanku .. tapi aku tetap sayang dgn dia.. dan mulai hari ini apa aku akan terbiasa tanpa kehadiran ia.. sejak umur 7 tahun aku berdiri disini tanpa kehadiran sosok ayah kandungku.. aku sudah cukup sabar menghadapi ini smw.. tp disaat aku harus kehilangan ayahku selamanya utk tidak menghubungi nya .. aku tak sanggup.. aku tak ingin juga melukai hati mamaku..
Aku harus bagaimana? Aku harus tetap kuat.. tapi sering kali aku terjatuh lemah...hati ini slalu menangis saat mengingat kenangan dulu saat bersamanya..
Ku harap engkau slalu berbahagia ayahku.. aku selalu menyayangimu dari kejauhan..
Aku harus bagaimana? Aku harus tetap kuat.. tapi sering kali aku terjatuh lemah...hati ini slalu menangis saat mengingat kenangan dulu saat bersamanya..
Ku harap engkau slalu berbahagia ayahku.. aku selalu menyayangimu dari kejauhan..
Selesai menuliskan SMS panjang itu...Aku langsung menghubungi Jeff dan menceritakan semua yang baru saja terjadi (Sherwin butuh istirahat karena sakit)...Jeff mengatakan Ia akan datang kerumahku dan menyampaikan sesuatu yang penting....Kira-kira apa yang ingin katakan?
Tak seberapa lama,Jeff tiba dirumahku....Ia langsung dengan "kotbah" nya...
"Didalam hidup kita...manusia itu memang satu...
dari ujung kepala sampai ujung kaki...
Namun apakah bisa kita hidup sendirian?
tentu tidak!
Manusia...dari ujung kepala sampai ujung kaki...
merupakan satu kesatuan utuh...
begitu juga dengan hubungan kita dengan sesama
Dalam hal ini sesama kita adalah anggota keluarga kita
Tuhan sudah memberikan segala sesuatunya secara terstruktur...
Dan kita TIDAK bisa merubahnya dengan hukum apapun...
Bilamana kita kecewa dengan anggota keluarga kita...
katakanlah...ayah atau ibu kita misalnya
Apakah pernah mendengar kata "MANTAN AYAH" atau "MANTAN IBU"?
atau..."MANTAN KAKAK" "MANTAN ADIK"?
Sampai kapanpun...sekecewa,semarah,sebenci apapun....
tidak ada MANTAN AYAH...IBU...KAKAK...ADIK....
Mereka tetaplah ayah kita....ibu kita....saudara kita....yang di telah distrukturkan oleh Tuhan
Apa yang dibuat Tuhan...jangan dipisahkan oleh manusia
-------Nasihat Ibu (alm) Karyawati Saputra (1933-2015)-------
-------Nasihat Ibu (alm) Karyawati Saputra (1933-2015)-------
Jadi apa yang harus diilih antara Forgive (memaafkan/mengampuni) atau Forget (Melupakan).Tentu kedua-dua nya...Memaafkan atas apa yang telah dia lakukan...dan melupakan apa yang telah terjadi.Jalanilah seperti sebelum masalah ini timbul.Namun satu hal yang pasti...Ia tetap ayah kamu...sampai kapanpun.
Setelah kotbah panjang dari Jeff....Ia pamit pulang....Aku pun mencoba merenungi dan berdoa...memohon yang terbaik untuk aku dan keluarga juga untuk papaku....Jujur aku menyayangi papa namun aku kecewa dan sedih...Kuatkanlah aku ya Tuhan!Amin :)
Setelah itu aku pun tidur....karena esok saudaraku James datang dari Amerika dan juga Sherwin akan mengajakku pergi kencan (lanjut ke part 3)....
SELESAI
Hello guys,This is X-E Blog!!
Baiklah cerita ini merupakan bagian dari Sheila Series,sebuah seri cerita yang diambil dari kisah nyata sahabat gw.Cerita ini terletak di antara part 2 dan 3.Ternyata kebahagiaan Sheila tidak terasa lengkap tanpa kehadiran sang ayah.Jadi bersyukurlah kalian yang masih memiliki ayah dan ibu secara utuh dalam satu keluarga!
So tahnks for visit and Keep Living in the moment with Me Jeff Hardy!
Cast:
1.Marcela Valen/Sheila:Seohyun (SNSD)
2.Kak Dina:Yoona (SNSD)
3.Papa Billy Hermanto:Lee Bum Soo
4.Ibu Emil:Lee Yon Jin
5.Kristo/Jeff:Jeff Hardy
6.Kristo's Brother:Matt Hardy
Credit:
All pictures belongs to those who owns it/Semua gambar merupakan hak cipta dari pemilik asing-masing