Selasa, 05 Juli 2016

Gaun Putih Karpet Merah (Part 1)


1.City Fair...Fair Enough?
"Boleh kakak,minuman dinginnya sepuluh ribu dapat tiga botol"

"Boleh kakak,makanannya beli paketan aja lagi murah"

Sebuah kalimat yang terlontar dari mulut para SPG dan SPB (Sales Promotion Girl/Boy) seraya menjajakan produk dagangan mereka disebuah event tahunan membuat ramai situasi acara tersebut.Semua tampak berduyun-duyun untuk masuk ke berbagai stand yang dipamerkan.Banyak dari mereka yang memang membeli produk.Namun tak sedikit pula yang hanya sekadar melihat-lihat atau bahkan menggoda wanita-wanita SPG yang menjaga produknya.


Hal ini sungguh berbeda dengan Eveline.Ia hanya berjalan-jalan melepas penat akibat kesehariannya dikantor.Sesekali Ia meremas-remas tisu yang digenggamnya untuk melontarkan emosi dalam jiwa nya saat itu.SPG dan SPB disekitar hanyalah angin lewat bagi perempuan muda itu.Ia duduk setelah menemukan sebuah bangku kosong dekat tempat anak-anak bermain wahana komedi putar.

"Kenapa bosku begitu tega?Apakah aku seringkali berbat kesalahan?" begitu kira-kira omel nya dalam hati

Rupanya Eveline baru saja terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di kantornya hari itu.Kepala perusahaan beralasan bahwa tempatnya sedang mengadakan pengurangan karyawan akibat melonjaknya defisit pemasukan berujung hutang sana sini.Eveline yang sudah bekerja sejak Ia lulus SMA menjadi korban pengurangan karyawan tersebut.

Sore itu,Ia nampak sendirian tanpa membawa seorang pun teman atau anggota keluarga.Tak lama kemudian,cewek berparas cantik bertinggi 163 cm itu beranjak karena rasa haus menyerang.Ia berhenti disalah satu stand untuk membeli sebuah minuman dalam kaleng.Sembari meminum minuman kaleng berwarna merah itu Ia berjalan menuju pintu keluar untuk pulang.

Sampai dipintu keluar, Eveline memesan kendaraan sewaan berbasis online yang sedang tenar sambil terus menyeruput minuman yang Ia beli.Saat kaleng itu akhirnya habis diminum, Ia kembali teringat wajah bos-nya yang berkumis tebal dan galak yang memecatnya tadi siang.Karena ingatan tersebut Eveline pun melemparkan kaleng minumannya jauh kedepan kearah semak-semak yang kotor.

Tiba-tiba...*Tuk!

"Aduh!!! Hey siapa yang melemparkan kaleng ke kepala saya?!"

Suara lelaki yang terdengar marah nyaring dari arah semak-semak itu.Eveline seketika panik begitu mendengar kaleng lemparannya mengenai kepala pria itu.Kemudian,pria itu pun keluar dari "persembunyiannya" sambil memegang kaleng yang dilemparkan Eveline tadi.Benar saja mukanya merah padam saat melihat Eveline berdiri kaku didepannya.Mana mungkin Ia bisa mengelak,disitu tidak ada orang lain selain Eveline seorang.

"Aduh maaf saya tidak sengaja..." kata Eveline sembari memelas ketakutan

"Kamu gak tau apa ini kaleng kalo kena kepala itu sakit?Mau coba juga?" gertak si pria

Eveline semakin ketakutan mendengar perkataan tersebut.Raut mukanya seketika berubah.Ia pun mencoba berulang kali minta maaf namun tidak digubris malahan membuat si pria tambah emosi.Pada dasarnya si pria itu memang memiliki wajah yang keras.Ia mengambil tisu dari dalam tas dan berniat membersihkan wajah si pria dari percikan sisa minuman kaleng yang ia lemparkan.

Baru saja akan membersihkan,si pria itu langsung menangkis tangan Eveline sambil berkata "Ehhh gak usah pake beginian,udah salah ya salah saja!"

"Iya maaf saya memang salah,tadi lagi kesal soalnya" jawab Eveline

2.Just Go Home and Forget

"Emang cuma kamu doang yang lagi kesal?saya ini lebih kesal!Ah sudahlah saya lagi gak mau curhat,saya minta kamu tanggung jawab!Kepala saya jadi memar,liat ini!" Kata si pria sambil menunjuk bekas lebam di dahi kirinya

"Astaga ini cowok,ganteng-ganteng tapi galak kayak anjing liar" Gumam Eveline dalam hati

Kemudian...

"Hey!Kok malah bengong?! Saya minta kontak kamu sekarang" Suara si pria menganggetkan Eveline.

"besok saya kirimkan biaya pengobatan saya ke kamu" Kata si pria lagi

Akhirnya Eveline pun bersedia bertanggung jawab.Ia menyerahkan kartu nama yang berisikan alamat beserta nomor pribadinya supaya si pria bisa memberitahu berapa jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan.Si pria itu mengambil kartu nama Eveline kemudian pergi dari tempat itu sambil memegangi kepalanya yang lebam.

"Abis dipecat...malah dapet masalah kayak gini" pikir Eveline

Kendaraan yang Eveline sewa via online sudah tiba dan Ia pun naik untuk pulang ke rumahnya dikawasan barat kota itu.Sepanjang perjalanan Ia nampak lesu dan tidak bersemangat.Bagaimana tidak setelah dua kejadian tidak terduga menimpanya hari itu.Bahkan Eveline tidak menggubris perkataan supir mobil itu saat mereka sudah sampai ditujuan.

"Mbak sudah sampai...mbak...sudah sampai mbak...biayanya 30.000,-...mbak...MBAK!!"

Tersadar dari lamunan-nya,Ia dengan cepat membayar dan meninggalkan mobil van hitam itu.Eveline tidak langsung masuk kedalam rumah melainkan duduk di beranda rumahnya yang dipenuhi nyamuk.Ia memang bukanlah perempuan yang mudah menangis dengan situasi sulit yang ia hadapi.Justru sebaliknya, Ia akan kesal dan seringkali salah tingkah bilamana sedang dalam masa seperti ini.

Pintu rumah terbuka perlahan dan Ia pun menoleh kearah nya untuk melihat siapa yang datang...

3.Mom is the Best
"Ngapain kamu disini?Bukannya masuk malah pacaran sama nyamuk"

Ternyata Mama nya yang membuka pintu itu.Eveline bergeser dan menyuruh mama nya untuk duduk disampingnya.Seketika setelah sang mama duduk,Eveline langsung bersandar di pundak orang yang telah melahirkannya itu.

"Mama..." tanya Eveline

"Kenapa sih kamu?Loyo amat?" jawab mama

"aku...habis dipecat ma" Jawab Eveline dengan lemah

Betapa terkejutnya sang mama saat mendengar pernyataan dari anak satu-satunya itu.Ia pun ikut terdiam sambil memijit kecil belakang leher Eveline yang terlihat lelah dan pucat.Sang mama memang masih bekerja namun sudah hampir pensiun kurang lebih dua bulan dari sekarang.Dizaman yang keras ini,tidak mungkin mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

"Yaudah..kamu istirahat sana,jangan dipikirikan terus.Nanti kamu stress loh nak" kata Mama

"Ini aja udah stress ma,ada masalah lain selain dipecat" sahut Eveline

"Tambah kamu pikirin,tambah pusing...udah masuk sana terus mandi"

Dengan langkah tidak bersemangat, Eveline masuk kedalam rumah dan mandi.Setelah selesai, Ia masuk ke kamar dan merebahkan diri diatas kasur.Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka yang pastinya itu adalah sang mama.Dirumah itu memang hanya mereka berdua saja.Sejak Eveline kehilangan Papa nya yang meninggal beberapa tahun lalu akibat serangan jantung, Mama adalah orang sangat dekat dengan dirinya.

"Mama punya kenalan di kota seberang, namanya Ibu Tania....Tadi dia bilang di telepon lagi butuh tenaga model peragaan busana" kata mama

"hah model peragaan busana?" tanya Eveline dengan agak kaget

"Iya kamu mau gak?Mama udah kenal orang nya dari lama,dan busana nya bervariasi mulai dari gaun pesta dan batik" Kata mama meyakinkan

"Ih masa aku jadi model?gak bakat juga ma" kata Eveline dengan ketus

"Jangan bilang gitu,kamu itu cantik loh,cuma gak pede aja sayang...Siapa tahu kamu bisa sukses dengan pekerjaan ini...memang sih ini cuma sementara"

Eveline sempat kebingungan...Ia teringat bahwa nasibnya sedang diujung tanduk belum lagi masalah dirinya dengan pria yang ditemuinya di event tadi semakin mengganggu pikirannya.Akhirnya Ia pun menyetujui tawaran dari mama nya itu.


Mama kemudian membantu mempersiapkan barang bawaan untuk pergi ke kota seberang hari esoknya.Karena perjalanan jauh,maka Ia harus naik kereta hingga tujuan baru disambung dengan bus.Setelah semua selesai, Eveline langsung tertidur karena kelelahan.Namun baru akan memejamkan mata,Handphone nya menerima sebuah pesan singkat....

Pesan itu dikirim dari nomor tidak dikenal...isinya seperti ini:
"Aku belum sempat pergi berobat...
Nanti jika sudah akan kuhubungi lagi...aku simpan nomor mu jadi jangan mencoba lari"

Ternyata pria galak yang tadi meminta kartu nama Eveline.Nampaknya Ia masih marah saja...gawat juga.

4.Road to Second Wind

Esok pagi,Eveline yang semula akan diantar mama nya, harus pergi sendiri karena ada urusan penting dikantor yang mengharuskannya hadir.Eveline tidak mengambil pusing hal tersebut karena Ia bisa pergi sendiri.Antrean hari itu memang cukup panjang mengingat dekatnya hari raya yang ditambah liburan musim panas bagi siswa sekolah.

Eveline membeli sebuah tiket kereta yang akan mengantarnya menuju kota seberang.Setelah itu Ia langsung tanpa banyak menunggu masuk ke gerbong kereta sesuai yang tertera dikarcis miliknya.

"hmm...nomor 28...28...28...nah ini dia" gumamnya dalam hati begitu menemukan kursi nya

Terlihat kursi kereta itu bisa ditempati dua orang berarti akan ada yang mengisi tempat disebelah Eveline.Pengumuman tentang keberangkatan kereta terdengar dari speaker.

"Kereta Tujuan kota seberang akan segera berangkat
bagi penumpang yang belum masuk dipersilahkan untuk segera menaiki gerbong sesuai karcis
karena kereta akan berangkat dalam 5 menit"

Tanpa terasa 5 menit berlalu dan kereta pun akan segera berangkat.Tapi tiba-tiba dari arah pintu gerbong kereta itu,terdengar seorang pria dengan nafas yang menggebu-gebu masuk ke dalam.Nampaknya Ia hampir saja terlambat....Si pria langsung duduk di nomor sesuai karcis yakni 28...ouhh inilah orang duduk bersama Eveline...

"Permisi, saya duduk disini juga" sapa orang itu....dan suaranya akrab di telinga Eveline

"HAH!! Kamu kan?" ucap Eveline setelah menoleh kearah orang tersebut

Keduanya langsung terbelalak melihat satu sama lain....yes you can guess folks....

*To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar