Jumat, 04 Juli 2014

SPG Bukan Wanita Murahan (wawancara eksklusif)

Singkat cerita X-E sedang mewujudkan keinginan untuk pergi ke event tahunan Jakarta yakni Pekan Raya Jakarta atau PRJ atau Jakarta Fair.Nahhhhh di artikel yang pernah gw tulis,PRJ itu gk pas rasanya tanpa kehadiran para wanita wanita cantik penjaja produk dagangan brand mereka masing masing.SPG itu umumnya memiliki ciri ciri tinggi badan semampai,kulit yang at least putih (yaaa gelap dikit cincai lah),rambut panjang (gk terlalu panjang juga kayak sadako),dan yang paling penting adalah wajah yang cantik.

Saat berkunjung ke PRJ 2014,suasana memang tak banyak berubah dibandingkan dengan suasana beberapa tahun sebelumnya.Jujur aja,gw ke PRJ bukan hanya untuk melepas penat pasca UAS,tapi juga untuk bertemu dengan.....uhmmm seseorang yang telah menjadi milik orang lain (jujur banget gw ya).Nah dia itu bekerja di sebuah stand rokok lokal.Jika mendengar kata SPG pasti identik dengan ciri ciri diatas.Namun siapa sangka mereka sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari para customer.

SPG2 rokok ini juga tak kalah cantik dengan SPG pada umumnya.Dan untuk melengkapi artikel di blog,gw mencoba untuk mewawancarai salah satu SPG rokok yang baru saja gw beli.Gw melakukan wawancara singkat dan kagetan alias tanpa persiapan berarti dengan SPG itu.SPG cantik ini berinisial H yang juga berasal dari Jakarta.

Dengan kaki gemetaran (bukan karena gugup tapi kaki pegal berjalan gk istirahat),gw membuka pembicaraan dengan H.Menurut pengakuan H,Ia sudah menjadi SPG sejak setahun silam,namun baru bergabung dengan brand rokok ini baru 5 bulan yang lalu.

Saat ditanya soal suka-duka,setiap pekerjaan pasti memiliki suka-duka yang berbeda.Dari sisi suka nya,H mengaku bahwa menjadi SPG,ia merasa bangga karena memiliki penghasilan sendiri tanpa mengandalkan uang saku dari orang tua nya (wahh patut dicontoh nih).Selain itu gaji yang menurutnya cukup,memiliki kesenangan sendiri.Jauh dari soal pendapatan,H mengaku senang bisa memiliki banyak teman baru yang tentunya berasal dari berbagai kalangan pula."Lumayan lah bisa nambah2 kontak BBM" ujarnya sambil tertawa kecil.

Kalau soal duka-nya....behhh mantap brooo.Pertama dari soal target penjualan dalam satu hari bekerja.Jika tidak mencapai target,maka upah pun akan dipotong.Selain itu,tantangan yang kedua adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi semua SPG yakni godaan dari orang iseng.Menurut H,Ia pernah mengalami godaan secara fisik maupun mental.Pura-pura bersenggolan hingga di cap murahan pun pernah Ia lewati.

H:boleh om,rokoknya
Om:saya beli semuanya,tapi kamu pulang sama saya
Gw:Shit lah lu om!

atau

H:boleh mas rokoknya
mas:berapa harganya
H: Rp????
mas:kalo rokoknya segitu,trus kamu harganya berapa?

Menjadi SPG memang tidak ringan. Umumnya, mereka bekerja selama enam jam bahkan ada yang lebih, dimana sebagian besar waktunya dihabiskan dengan berdiri. Seorang SPG bahkan diwajibkan korporatif meladeni setiap pose yang diminta juru foto media.

Tentu saja semua pekerjaan tersebut sangat menguras stamina, terlebih dilakukan di dalam rungan ber-AC yang dingin atau di tempat terbuka seperti PRJ di tengah busana yang lazimnya minim pula.

Gw ingin menekankan,bahwa mereka melakukan semua itu demi tuntutan karir,dan bukan semata mata untuk menggoda para pengunjung.Jadi mari kita hargai dan jangan sembarangan me-label SPG sembarangan (terutama seseorang yang special bwt gw juga berprofesi sebagai SPG).

Let`s bring our respect to SPG and keep Living in the Moment with Me Jeff Hardy!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar