Singkat cerita sedang ditengah kemacetan ibukota di daerah Senen,Jakarta Pusat.Untuk menghilangkan bete saat macet,gw liat sekeliling,dan mendapati sebuah bangunan tua yang sudah sangat lusuh dengan iklan promo film yang bertuliskan "Resident Evil Extintion" yang tayang di Indonesia sekitar musim panas (tiap bulan juga panas Indonesia mah) 2007.Nah setelah gw cermati baik2,ternyata ini adalah sebuah gedung bioskop tua yang sudah jarang dinikmati oleh para penontonnya.
Bioskop tua ini ternyata bernama "Mulia Agung" yang terletak kawasan Senen tak jauh dari jembatan fly over yang mengarah ke Atrium Plaza.Setelah mencari informasi di mbah Google,ternyata bioskop yang seperjuangan dengan Mulia Agung sudah tidak berdiri lagi.Sayangnya tidak ada kejelasan apakah masih ada bioskop tua yang bertahan di tengah maraknya modernisasi per-bioskopan di Indonesia.
Di beberapa foto,bioskop tua ini memiliki iklan Film seperti "Sex and The City" dan "Akibat Pergaulan Bebas".Kedua contoh film ini diproduksi pada tahun 2009 dan 2010.Jadi hal ini mengindikasikan bahwa bioskop tua ini masih dapat bersaing dengan para kompetitor nya (baca:21,XXI,Blitzmegaplex) setidaknya hingga pertengahan 2010.Namun memang persaingan bisnis dewasa ini lebih mengutamakan hukum Rimba atau "Yang Kuat Yang Menang".
(Jika anda masuk kedalam bioskop tua,jangan membayangkan keadaan pd gambar diatas)
Jika kita memasuki area bioskop modern seperti 21,biasanya anda akan disambut oleh setidaknya satpam atau security.Dan saat anda membeli tiket,pasti akan kita temui para kasir yang berpakaian rapi dengan baluran bedak putih sehingga mukanya kayak setan ehhh maksud gw baluran make-up sehingga terlihat cantik jelita.Masuk ke studionya pun,akan ada sebuah panggilan khusus kepada para penonton agar segera memasuki studio yang tertera di karcis (Contoh:Mohon Perhatian,Pintu studio telah dibuka,para penonton yang telah memiliki karcis,dipersilahkan untuk memasuki ruangan).
Saat masuk kedalam studio pun kita,akan merasa nyaman karena seliwir AC yang sejuk dan kursi tempat duduk yang empuk.Belum lagi para Popcorn-Merchant yang menawarkan popcorn hangat kepada para penonton beserta minumannya.Benar benar sebuah sajian hiburan yang menarik untuk melepas penat dalam harian kita.
(Keadaan Studio bioskop tua)
Namun jika anda punya nyali,gk ada salahnya untuk sekadar mampir ke bioskop tua tadi.Keadaannya?Terlalu......
Begitu masuk ke gedungnya,beberapa artikel di internet yang gw baca,kita juga akan disambut,tapi oleh para pria Gay atau pun para Wanita berpakaian seksi (baca:jablay) untuk mencari mangsa di siang hari.Membeli karcis nya pun,tidak akan melihat para kasir yang berpakaian rapi,namun hanya seorang berpakaian sederhana bahkan berantakan (kaos kutang dan celpen) yang melayani penjualan karcis bioskop sambil makan teman gw "Indomie" atau sambil merokok.Nah saat film akan dimulai,tidak ada pengumuman lewat speaker seperti di bioskop modern,namun dengan teriakan peringatan si penjual karcis tadi seperti "woi filmnya dah mau mulai nih ye!buru masuk dah!"
Ketidak nyamanan makin terasa saat memasuki studio bioskopnya.Memang ada angin namun angin dari luar.Atap studio hanya tertutup triplek tipis,tentunya membuat debu dan suara bising kendaraan dari luar bioskop terdengar cukup jelas.Belum lagi godaan para Jablay bangs*t dan cowok2 yang memiliki kelainan hormon tadi,membuat suasana makin tidak nyaman.Menurut informasi yg gw kumpulin dari google dan dari orang sekitar,tak jarang banyak orang yang datang ke bioskop tua ini bukan untuk nonton film,tapi untuk mencari para PSK ataupun cwo kelainan hormon yang berkeliaran di sana.Nah dari soal film,mengandung unsur 4L yakni "Lu Lagi Lu Lagi" alias film nya itu2 aja setiap minggunya.Kualitas filmnya pun amat sangat buruk dari soal gambar dan suaranya yang terkadang mirip Barry White atau terkadang kalo roll film nya sedang kumat,suaranya mungkin aja mirip kayak Chipmunks.
Nah itu dia tadi,nasib si bioskop tua,marilah kita ke bioskop yang lebih modern ajahhhhh yeayyy!!!!wkwkwkwk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar