Senin, 17 Februari 2014

Serba Serbi Naik Motor

Masih dalam suasana Valentine,dimana kita bisa menunjukan wujud kasih sayang kepada sesama yang kita cintai entah itu pacar,orang tua,kakek-nenek,dan bahkan kendaraan harian kita.

Bedanya,kalau ama orang yang kita cintai,biasanya kita ngasih barang yang berkesan Valentine,tapi untuk motor gw ini,gw kasih dia special treatment kemarin sore yakni,mandi!!!hehehehe

Sesuai dengan judul....tentang naik motor,well tanpa terasa gw hampir 4 tahun meletakkan pant*t di jok motor gw yang hitam itu.Berawal dari...ya biasalah,anak SMP zaman gw (bahkan ampe sekarang) tuh bisanya ngeceng ama sepeda motor.Dulu gw pun begitu.Melihat teman2 gw dengan cepat dari satu lokasi ke lokasi yang lain,gw pun juga ingin merasakan hal yang sama.

Gw pun langsung minta bokap untuk ajarin gw naik motor.Waktu itu sekitar umur 14 hampir 15 tahun,untuk pertama kalinya gw belajar naik motor.Gw pake motor bokap yang terdahulu yakni Honda Astrea Legenda 2 produksi tahun 2003.Pertamanya sih kagok,tapi lama2 terbiasa juga.Waktu itu,gw gk jinjit sama seperti hanya saat ini (karena sejak SMP,tinggi badan gw relatif diam di 163cm).

Setelah lumayan lancar,gw minta bokap untuk minjemin motornya untuk kelilingan.Tapi nyokap gw gk ngizinin karena dengan alasan naik motor itu bahaya,dan gk akan pernah izinin gw naik motor.Hal ini membuat gw agak jengkel juga ama nyokap waktu itu,bahkan bokap dan nyokap sempat ribut masalah ini di depan gw.Pada akhirnya kedua ortu gw itu gk izinin gw untuk naik motor (ironisnya,saat ini malahan nyokap minta dianterin kesana sini naik motor)

Tahun 2010 pertengahan,bokap gw dapet rejeki dan membelikan satu unit motor (sudah pernah gw tulis sebelumnya) Supra Fit keluaran 2006 alias bekas.Slow but sure,bonyok mulai mengizinkan kedaulatan gw naik motor kesana sini dengan catatan tidak keluar area pemukiman sekitar rumah.Nah hal ini terus berlanjut hingga July 2012 dimana saat gw melewati usia 17 tahun,gw berhasil mendapatkan SIM C gw dengan cara bersih alias No Calo and No Sogokan.Sejak saat itulah gw jadi sering keluar2 dengan SIM gw ini.Meskipun hingga saat ini gw masih belum dapat menghafal jalan2 di ibukota Jakarta.

Soal tanggapan gw pribadi untuk naik motor ini,sudah banyak suka-duka gw...yang utama pasti lincah dan irit bahan bakar.Sebuah mobil mengisi bensin minimal seminggu 3-4 kali.Namun sepeda motor hanya membutuhkan 3 liter bensin full untuk perjalanan berpuluhan Kilometer.Motor juga sangat gw andalkan untuk menembus kemacetan ibukota,karena bisa nyelip2 diantara mobil dan kendaraan lain di tengah kemacetan.Hal ini sudah sering gw buktiin,saat teman2 gw naik kendaraan roda empat,gw sampai lebih cepat karena naik motor hehehehehe

Tapi soal duka,wah cukup banyak sekali yang dialami oleh para pemotor.Mulai dari harus menerima segala kondisi cuaca hari itu,hujan,panas terik,banjir pun harus dilalui.Belum lagi kepulan asap kendaraan yang harus dihirup menyebabkan penyakit pernapasan.Kami para pemotor juga sering dianggap sebagai penyebab kemacetan.Memang ada benarnya,namun apakah para pemobil tidak bertanggung jawab dengan macet?Belum lagi para pengendara truk besar yang notabenenya abang2 yang perokok.Gw pernah kena abu rokok yang tertiup angin.Panas di kulit namun lebih panas di hati (lebay).Kaos gw bolong karena hal itu.Dan yang paling menyebalkan adalah banjir.Beberapa waktu yang lalu,banjir melanda Jakarta,dan merusak puluhan kendaraan tak terkecuali Sepeda motor.

Gw sebagai pengendara motor,juga mengakui bahwa lebih banyak negatifnya naik motor,namun apa daya,rejeki gw hanya cukup untuk membeli motor,bekas pula,abis itu sudah bekas masih nyicil juga weleh2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar