Rabu, 30 April 2014

History of Kretek/Sejarah Kretek

Rokok...Mungkin kata itu udah gk asing lagi bagi kita.Bapak2,Engko2,Mas2,Akew2,bahkan emak2 pun skrg menghisap kertas silinder berisi tembakau kering tersebut.Nah tahu gk sih lo,ternyata Indonesia itu dikenal dimata dunia salah satunya dari rokok khas Indonesia yakni kretek.

What the Hell...The Strange name.Hahahahaha Kenapa disebut "Kretek"?Tunggu dulu dong!Pertama kita mesti tahu dulu dari mana asalnya si Kretek ini!

Bermula dari tokoh bernama Haji Jamari.Beliau berasal dari Kudus,Jawa Tengah.Ia mengeluh sakit pada dadanya lalu mengoleskan minyak cengkeh untuk meredakan rasa sakitnya.Ternyata rasa sakit tersebut berangsur pulih.Berita ini terus meluas ke orang terdekat Jamari.Hingga pada suatu hari,Jamari beride bahwa akan lebih bereaksi bila di masukan langsung ke dalam paru2 (bodohnya).

Ia kemudian mencampurkan minyak cengkeh tersebut dengan daun tembakau kering lalu dilinting kertas rokok,dan menyulutnya.Dan menurut kabar yang beredar,Jamari merasa segar.Berita ini terus menyebar luas."Rokok Obat" trs membanjiri Jamari kala itu.Dan inilah yang membuka sejarah Kretek di Indonesia.

Kemudian,Kretek ini terus berkembang hingga Duta Luar Negeri Indonesia untuk Inggris,Haji Agus Salim disebut sebut yang memperkenalkan kretek ke luar negeri.Kala itu,Agus Salim sedang menjalani pertemuan dengan tamu dari Inggris,dan semua terheran dengan benda mirip rokok (emang rokok sih) tapi mengeluarkan asap jauh lebih tebal dari rokok putih yang terkenal didunia barat.

Ketika ditanya,Agus Salim hanya menjawab "Inilah mengapa barat ingin menguasai Asia".Dahulu,kretek lebih sering disebut rokok "tingwe" alias "Ngelinting Ndewek" atau artinya Melinting sendiri.

Asal Mula Penjualan Kretek
Nitisemito seorang buta huruf, putra Ibu Markanah di desa Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala desa Janggalan. Pada usia 17 tahun, ia mengubah namanya menjadi Nitisemito. Pada usia tersebut, ia merantau ke Malang, Jawa Timur untuk bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha ini berkembang sehingga ia mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha ini kandas karena terlilit hutang. Nitisemito pulang kampung dan memulai usahanya membuat minyak kelapa, berdagang kerbau namun gagal. Ia kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat itulah dia berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di Kudus.

Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada sekitar tahun 1870. Di warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus, Mbok nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha agar warungnya tidak kotor. Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan menambahkan cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.

Nitisemito lantas menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi label rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki malah menjadi bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan Tiga. Lantaran gambar bulatan dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M. Nitisemito).

Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah 10 tahun beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6 hektar di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem). Di antara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng Kedoe), H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Khang Hay (merek Trio), dan M. Sirin (merek Garbis & Manggis).

Sejarah mencatat Nitisemito mampu mengomandani 10.000 pekerja dan memproduksi 10 juta batang rokok per hari, tahun 1938. Kemudian untuk mengembangkan usahanya, ia menyewa tenaga pembukuan asal Belanda. Pasaran produknya cukup luas, mencakup kota-kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan bahkan ke Negeri Belanda sendiri. Ia kreatif memasarkan produknya, misalnya dengan menyewa pesawat terbang Fokker seharga 200 gulden saat itu untuk mempromosikan rokoknya ke Bandung dan Jakarta

Disi lain sisi, menurut penelitian/tulisan yang berjudul Nitisemito: Pelopor Industri Rokok Kretek merupakan salah satu tulisan Biografi seorang tokoh, yang menitikberatkan pada kajian sejarah industri rokok di Indonesia khususnya di Kudus. Dengan pendekatan multi dimensional dan penggunaan metode sejarah kritis maka dihasilkan penulisan ini.

Kudus sebagaimana penelitian yang dilakukan Lance Castle terkenal dengan jiwa dagangnya, dan ada salah seorang tokoh yang punya semangat dagang menonjol yang berasal dari kawasan santri di Kudus Kulon yaitu Nitisemito. Darah pedagang rupanya telah mengalir dalam dirinya, terutama dari kakeknya. Lingkungan sekitar menjadikannya semakin intens terlibat dalam perdagangan.

Walaupun kegagalan demi kegagalan telah menimpa diri Nitisemito, namun dengan ketekunan dan keuletan dia meraih jenjang kesuksesan dan jenjang kesuksesan itu adalah pada Industri Rokok Kretek. Dialah pelopor dalam Industri Rokok Kretek di dunia. Kepeloporannya dalam industri Rokok Kretek ini bahkan membuat Ratu Wilhelmina terkesima dan menjulukinya De Kretek Konning (Raja Kretek).(Sumber:netlog.com)

 Gebrakan Kretek
Marilah kita jawab pertanyaan kecil diatas.Mengapa namanya Kretek?Karena rokok ini begitu dihisap akan menimbulkan suara "kretek-kretek-kretek".Hal ini mungkin aja karena campuran saus cengkeh yang pedas,dan membuat daun tembakau juga merasa "kepedasan".

Hingga kini,rokok kretek masih banyak dijumpai baik dalam maupun luar negeri.Karena rendahnya nilai bea cukai terhadap produk lokal ini,Harag kretek biasany akan lebih murah dibandingkan rokok putih.Disaat bersamaan,muncul banyak sekali merk2 kretek dipasaran.

Seperti hanya rokok putih,rokok kretek pun memiliki banyak Varian nya.Merk seperti Gudang Garam,Djarum,Sampoerna,sangat akrab ditelinga para perokok Indonesia.Pangsa rokok kretek Indonesia sangatlah tinggi.

Kontroversi Kretek di USA
Tahukah kamu?Ternyata Kretk itu meiliki nilai Tar dan Nikotin yang jauhhhhhhhhh lebih tinggi dari rokok putih.Rata2 Kretek tar-nya melebihi 25mg.Maka itulah USA langsung mengambil langkah tegas dalam larangan kretek di USA....kasus ini sampai saat ini masih dalam pembicaraan panas di pengadilan.

Kretek Hari ini
Banyak yang berpendapat bahwa Kretek bukanlah sekadar rokok,namun sebuah budaya!Terlepas dari Tar dan Nikotinnya yang tinggi,Kretek telah membuat Indonesia menjadi terkenal diuar negeri.Hingga hari ini,Kretek......Continue

Alright guys,itulah tadi singkatnya tentang Kretek
"Merokok Dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,hiipotensi,gangguan kehamilan dan janin!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar